MeKo|| Kabupaten Bogor
Kejuaraan Menembak Tingkat Nasional KADISPORA CUP 1 sukses digelar selama tiga hari, dari 27 hingga 29 Juni 2025, di Stadion Mini Perdikabo, Kompleks Pemda Kabupaten Bogor. Ajang ini mempertandingkan dua nomor bergengsi: WRABF (World Rimfire and Air Rifle Benchrest Federation) dan IMSSU (International Metallic Silhouette Shooting Union), serta diikuti oleh atlet-atlet menembak dari seluruh penjuru Indonesia.
Para juara yang meraih prestasi bukan hanya dari wilayah Pulau Jawa, namun juga berasal dari berbagai provinsi lain seperti Sumatera Utara, Kalimantan, hingga Bali. Kemenangan para atlet ini semestinya mendapatkan dukungan konkret dari pemerintah daerah, dalam bentuk pemberian dana pembinaan sebagaimana lazimnya.
Namun hingga berita ini diturunkan, muncul polemik serius karena dana pembinaan untuk para atlet pemenang belum juga disalurkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bogor.
Ketika dimintai konfirmasi, Kepala Dispora Kabupaten Bogor, Asnan, tidak memberikan respon. Pesan konfirmasi yang dikirimkan secara resmi oleh media hanya dibaca tanpa balasan. Berikut kutipan isi pesan tersebut:
“Assalamualaikum, izin Pak Kadis, mohon konfirmasi dan klarifikasinya. Kami mendapat informasi bahwa dana pembinaan untuk para atlet pemenang kejuaraan menembak tingkat nasional WRABF & IMSSU sampai saat ini masih belum diserahkan oleh Dispora Kabupaten Bogor. Apakah hal tersebut benar? Jika memang belum diserahkan, apakah ada kendala anggaran di Dispora? Izin konfirmasi untuk keberimbangan berita, Pak Kadis.”
Diamnya Kadispora Asnan dinilai seorang atlit senior yang tidak bersedia disebut identitasnya bisa mencederai semangat transparansi dan akuntabilitas publik. Terlebih event ini merupakan ajang resmi dengan nama besar KADISPORA CUP 1, diselenggarakan oleh institusi pemerintah daerah, dan menghadirkan atlet-atlet berprestasi lintas provinsi.
“Dana pembinaan bagi para juara bukan hanya bentuk penghargaan, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral dari pemerintah daerah terhadap pengembangan prestasi olahraga nasional. Ketiadaan realisasi maupun keterangan resmi dari pihak Dispora menimbulkan tanda tanya besar dan kekecewaan dari para peserta, pelatih, hingga komunitas olahraga menembak nasional,” tegasnya.
Para juara dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan, hingga Bali hingga kini masih menanti kejelasan. Desakan agar Dispora Kabupaten Bogor segera mencairkan dana pembinaan pun mulai berdatangan, tidak hanya dari para peserta, tetapi juga dari publik yang menginginkan birokrasi olahraga yang transparan dan profesional.
“Jika hal ini terus dibiarkan tanpa penjelasan, maka dikhawatirkan akan menurunkan kepercayaan publik terhadap keseriusan pemerintah daerah dalam mendukung kemajuan dunia olahraga, khususnya cabang menembak yang kini tengah berkembang pesat di kalangan generasi muda,” pungkasnya.