MeKo|| Brebes
Jembatan penghubung antara Desa Prapag Kidul dan Desa Prapag Lor, Kabupaten Brebes, ambruk pada Kamis (30/10/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. Struktur jembatan yang telah berusia lebih dari satu dekade itu tak lagi mampu menahan beban, setelah lama tergerus air asin dan tak mendapat perawatan memadai.

Informasi ambruknya jembatan disampaikan oleh anggota DPRD Brebes, H.M. Kajirin, S.Pd.I, melalui pesan singkat pada Jumat (31/10/2025). Ia menjelaskan, jembatan yang dibangun pada tahun 2011 itu berdiri di atas aliran air asin, sehingga rangka besinya mudah keropos dari waktu ke waktu.
“Jembatan H. Nasum ini memang sudah rapuh. Dibangun tahun 2011 atas aspirasi saya melalui Dinas PU, dan pernah direhab satu kali. Tapi selama ini kalau ada perbaikan kecil, hanya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Belum pernah ada perawatan besar sejak itu,” ungkap Kajirin.
Menurutnya, intensitas penggunaan jembatan cukup tinggi karena menjadi jalur utama masyarakat dua desa yang padat penduduk. Selain itu, jembatan juga menjadi akses penting bagi aktivitas ekonomi warga, termasuk lalu lintas perahu nelayan di bawahnya.
“Sekarang jembatan ambruk total. Ini akses vital bagi dua desa dan pengguna dari wilayah lain. Kami berharap Pemda Brebes dan BBWS Cimanuk–Cisanggarung segera melakukan perbaikan agar mobilitas warga dan roda ekonomi bisa pulih,” ujarnya.
Sejumlah warga pun menyampaikan hal senada. Mereka berharap pemerintah daerah tidak menunda proses penanganan mengingat jembatan tersebut merupakan satu-satunya jalur penghubung terdekat antara dua desa pesisir itu.
“Kami mohon pemerintah Kabupaten Brebes dan BBWS Cimanuk–Cisanggarung segera memperbaiki jembatan ini. Selain untuk warga sekitar, jembatan juga penting bagi nelayan yang melintas di bawahnya,” kata salah satu warga Prapag Lor.
Ambruknya jembatan H. Nasum menjadi pengingat pentingnya perawatan infrastruktur di wilayah pesisir yang rentan terhadap korosi air asin. Tanpa penanganan cepat, dampaknya bukan hanya pada terganggunya mobilitas, tetapi juga menurunnya aktivitas ekonomi masyarakat di sekitar kawasan tersebut.
Kini, warga hanya bisa berharap perhatian nyata dari pemerintah agar jembatan penghubung dua desa itu segera dibangun kembali dan kembali menghubungkan kehidupan di dua sisi yang kini terputus.











