MeKo||Kotabaru
Meski memiliki area terbatas, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kotabaru terus menunjukkan produktivitas melalui kegiatan ketahanan pangan berbasis pertanian modern. Pada Senin (03/11), petugas bersama Warga Binaan Pemasyarakatan melaksanakan kegiatan penyemaian dan pemeliharaan tanaman hidroponik jenis pakcoy di area Lapas.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan kemandirian Warga Binaan sekaligus mendukung program ketahanan pangan nasional, sejalan dengan Asta Cita Presiden yang menekankan kemandirian pangan sebagai salah satu prioritas pembangunan, serta mendukung implementasi 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya program terkait ketahanan pangan.
Proses penyemaian dimulai dengan menyiapkan media tanam rockwool yang telah dibasahi, kemudian benih pakcoy ditanam dan disimpan di tempat lembap hingga berkecambah. Tanaman yang telah tumbuh sebelumnya juga dirawat secara rutin melalui pengecekan nutrisi, pembersihan instalasi pipa, dan pengontrolan kadar air agar pertumbuhan optimal.
Kepala Lapas Kotabaru, Doni Handriansyah, menekankan bahwa keterbatasan lahan tidak menjadi hambatan bagi produktivitas.
“Meskipun area yang kami miliki terbatas, sistem hidroponik memungkinkan kami memanfaatkan lahan secara maksimal. Hasil panen pakcoy ini bahkan sudah memiliki pasar sendiri dan terbukti laku di pasaran. Kegiatan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya terkait ketahanan pangan,” ujar Doni.
Salah satu Warga Binaan yang ikut dalam kegiatan ini menyampaikan antusiasmenya:
“Awalnya saya pikir menanam pakcoy itu sulit, tapi ternyata seru juga. Kami belajar mulai dari semai sampai merawat setiap hari. Rasanya bangga kalau lihat tanamannya tumbuh subur, apalagi nanti hasilnya dijual, jadi tambah semangat,” ungkap AB, Warga Binaan peserta kegiatan.
Tanaman pakcoy dipilih karena masa tanamnya singkat, perawatannya mudah, dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Sistem hidroponik juga dinilai efisien, bersih, dan sangat cocok diterapkan di lingkungan Lapas yang memiliki lahan terbatas.
Selain pakcoy, Lapas Kotabaru juga mulai menanam selada dan kangkung sebagai bagian dari diversifikasi hasil hidroponik untuk ketahanan pangan, sehingga hasil panen tidak hanya bermanfaat untuk kebutuhan dapur Lapas tetapi juga memiliki pasar sendiri.
Dengan inovasi pertanian hidroponik ini, Lapas Kotabaru menunjukkan bahwa keterbatasan ruang bukan hambatan untuk tetap produktif dan berdaya guna, sekaligus memperkuat komitmen Lapas dalam mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan dan pembinaan kemandirian Warga Binaan.











