MeKo|| Jakarta
Perkumpulan Konsultan Praktisi Perpajakan Indonesia (PERKOPPI) merayakan Dirgahayu/Hari Ulang Tahun (HUT) ke-6 dan Kongres ke-2, di Hotel Ibis Style, Jakarta Utara, pada (17/10/25). Ketua PERKOPPI Gilbert Rely menegaskan komitmen organisasi dalam memperteguh profesionalitas untuk memperjuangkan keadilan pajak.
Secara filosofis, tema acara PERKOPPI: Meneguhkan Officium Nobile, Mewujudkan Indonesia Taat Pajak diharapkan Gilbert dapat semakin menumbuhkan kebanggaan para konsultan pajak terhadap profesinya. Officium nobile merupakan istilah latin yang berarti profesi mulia yang erat kaitannya pada pejuang keadilan.
“Kami ingin sebagai jembatan Wajib Pajak untuk memperjuangkan suatu keadilan. Karena kalau Wajib Pajak itu dipungut pajak berlebihan dari penghasilan yang sebenarnya—tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka bisa tutup usahanya, bagaimana nasib karyawannya. Bahkan, perekonomian menjadi terganggu. Maka, kami ingin menjadi pihak yang memperjuangkan keadilan itu,”jelasnya.
Untuk memperjuangkan keadilan pajak itu, Gilbert menekankan pentingnya kompetensi, profesionalitas, dan integritas para anggota PERKOPPI. Oleh karena itu, PERKOPPI terus mengintensifkan berbagai kegiatan pelatihan mengenai implementasi regulasi perpajakan.
“Hari-hari ini kami fokus memberikan pengetahuan cara mengatasi SP2DK [Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan], proses keberatan, proses banding, maupun sampai peninjauan kembali. Kami ingin menjadi wadah untuk saling berbagi pengetahuan, baik antar-anggota maupun praktisi dan instansi terkait,” ungkap Gilbert.
Secara simultan, PERKOPPI terus menggencarkan edukasi kepada Wajib Pajak untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Saat ini PERKOPPI tengah fokus membimbing Wajib Pajak untuk memahami perubahan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) melalui Coretax.
“Kami optimistis sistem ini dapat lebih bagus ke depannya. Karena saat ini Coretax sudah mengalami banyak perbaikan-perbaikan. Sebagai mitra [pemerintah], kami ingin mewujudkan Indonesia yang taat pajak.” tambah Gilbert.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pemeriksaan Penilai, Aktuaris, dan Profesi Keuangan Lainnya Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Dadan Kuswardi mengapresiasi sinergi dan loyalitas PERKOPPI dalam menciptakan ekosistem perpajakan yang adil.
“Kami melihat dan berharap, PERKOPPI ini bisa memuliakan anggotanya. Konsultan pajak profesi yang menghubungkan antara masyarakat Wajib Pajak dengan Kemenkeu melalui Direktorat Jenderal Pajak [DJP] untuk menciptakan keadilan dan penerimaan pajak. Karena penerimaan pajak ini ujung-ujungnya juga untuk membantu perekonomian dan dunia usaha,”ujarnya.
Untuk membantu PERKOPPI meningkatkan profesionalitas dan integritas anggota, Kemenkeu tengah merampungkan peraturan menteri keuangan (PMK) tentang konsultan pajak. Payung hukum ini akan mengatur pembinaan, pengawasan, pelaporan, hingga teknologi untuk memastikan kredibilitas konsultan pajak di Indonesia.
“Kami senantiasa membuka kerja sama dengan PERKOPPI untuk bisa mewujudkan cita-cita profesi, yakni bagaimana konsultan pajak ini menjadi termuliakan—membantu Wajib Pajak dan mengoptimalkan penerimaan negara. Semoga kita semua semakin solid,” ujar Dadan.
Ketua Panitia HUT ke-6 dan Kongres ke-2 PERKOPPI Desbaritani juga berharap acara ini menjadi momentum bagi para anggota maupun mitra kerja dalam memperkuat solidaritas, profesionalisme, dan integritas.
“Semoga PERKOPPI terus menjadi rumah besar bagi para konsultan pajak yang beretika, berkompeten, dan berkontribusi nyata bagi negeri ini,” pungkas Desbaritani.(red)