Believe Sosialisasikan Distribusi Musik Digital pada Musisi dan Label di Padang

Padang – Perkembangan teknologi telekomunikasi di era digital pada saat ini ikut mempengaruhi industri musik. Daya beli rilisan fisik mengalami penurunan yang sangat signifikan, berganti distribusi digital yang saat ini lebih menunjang produktivitas para musisi dalam berkarya.

Untuk menyosialisasikan distribusi musik digital kepada para musisi dan label musik di Padang, Believe menggelar acara Believe Day Padang pada Rabu, 7 Juli 2021 di Meeting Room Hotel The ZHM Premiere, Jalan Thamrin No. 27, Padang, Sumatera Barat.

Alif Koto, Koordinator acara Believe Day Padang mengatakan, “Banyak yang mengajukan diri untuk ikut jadi peserta. Tapi karena lagi pandemi, jumlah peserta kami batasi. Saya berharap kepada para peserta untuk dapat menyebarkan ilmu dan informasi yang didapatkan dari acara, agar teman-teman musisi lainnya yang tidak bisa ikut juga dapat merasakan manfaat acara yang kita gelar.”

Acara Believe Day Padang tersebut diikuti oleh 25 peserta, yang terdiri dari penyanyi, penulis lagu, arranger, produser, label musik, manajemen artis di Sumatera Barat. Kegiatan berlangsung dari pukul 10.00 – 15.00 WIB, diikuti oleh para peserta dengan penuh antusias.

Dahlia Wijaya, Country Director Believe di Indonesia saat kami wawancarai seusai acara menjelaskan, kantor pusat Believe berada di Perancis, dan saat ini telah membuka representative office di berbagai negara, termasuk Indonesia. Keberadaan Believe adalah untuk mendistribusikan, mempromosikan, serta memberi perlindungan hak cipta lagu secara digital. Berdasarkan pengamatan dan analisa Believe di Indonesia, industri musik di Padang tengah berkembang dengan sangat pesat, baik secara label musik maupun artis penyanyinya. Saat ini, Believe musik telah bekerjasama dengan beberapa label musik dan artis penyanyi tersebut.

Dahlia Wijaya mengakui, pada awalnya Believe agak kesusahan untuk mengajak label musik dan musisi di Padang untuk bergabung, karena tidak ada rasa percaya. Apalagi mereka belum pernah bertemu dengan Tim Believe. Saat itu mereka berkomunikasi hanya via telepon dan chatting.

Selain itu Dahlia Wijaya menjelaskan, para label musik dan musisi di Padang yang telah bergabung semakin menaruh kepercayaan kepada Believe karena ternyata berbeda dengan agregator lain yang mereka keluhkan. Di Believe mereka bisa buka akun, pada dashboarnya mereka bisa memperoleh laporan penjualan, dan pembayaran yang diterima tepat waktu. Karena kepuasan pada kinerja Believe yang mereka rasakan, secara tidak langsung mereka ikut mempromosikan Believe kepada musisi lain yang akhirnya membuat ikut bergabung.

Dahlia Wijaya juga mengungkapkan alasan Believe menggelar acara Believe Day Padang, karena mereka ingin lebih meyakinkan para musisi di Padang pada Believe, sekaligus untuk memberi edukasi tentang industri musik digital, karena masih banyak yang awam tentang produk digital, seperti YouTube, Spotify, TikTok, Facebook, dan lain-lainnya. Believe telah bekerjasama dengan produk-produk digital tersebut untuk pemasaran musik para musisi yang telah bergabung.

Dahlia Wijaya mengatakan, market share pada pemasaran lagu Minang masih kecil di Believe. Karena musisi Minang masih hitungan jari bergabung dengan Believe, padahal potensi yang ada di Sumatera Barat sangatlah besar. Dahlia Wijaya optimis, market di Sumatera Barat khususnya Padang akan berkembang sangat pesat jika para label musik dan musisi Minang bergabung dengan Believe.

Dahlia Wijaya tidak menyalahkan sikap keraguan dan ketidakpercayaan para label musik dan musisi disebabkan oleh pengalaman kelam saat bergabung dengan publisher dan agregator lainnya. Karena itu, kejadian tersebut jadi tugas bagi Believe untuk melakukan edukasi ulang kepada mereka yang akan dilakukan secara bertahap, melalui kunjungan rutin, untuk meyakinkan para musisi di Padang pada keseriusan Believe untuk membantu para label musik dan musisi dalam mendistribusikan karya-karya lagu mereka secara digital, agar mereka mendapatkan hak-hak mereka dengan baik.

Dahlia Wijaya menyayangkan, jika para musisi di Padang hanya mengunggah karya lagu mereka di YouTube saja, karena copyright lagu mereka tidak akan terlindungi secara digital. Selain itu, juga akan membuka peluang bagi cyber crime untuk mengambil alih hak cipta lagu mereka. Pahitnya, bisa saja nanti karya lagu mereka sendiri kena claim copyright oleh oknum tertentu.

Pada kesempatan yang sama, Ipank, Penyanyi Minang yang tengah popular saat ini, ketika menghadiri acara Believe Day Padang mengatakan sangat senang pada acara yang digelar oleh Believe tersebut. Ipank sangat mensyukuri adanya distribusi musik digital. Berkaitan dengan pandemi saat ini, kalau pemasaran lagu Minang masih mengandalkan rilisan fisik, Ipank mengkhawatikan keberlangsungan produkivitas para musisi untuk ke depannya dan juga penghidupannya.

Saat Believe Day Padang berlangsung, Ipank dan beberapa peserta lainnya yang ikut acara Believe Day Padang secara resmi mengajukan pendaftaran untuk ikut bergabung dengan Believe. Pendaftaran mereka lakukan dengan meyerahkan fotokopi KTP, alamat email, dan link channel YouTube mereka.

Lebih lanjut Dahlia Wijaya mengatakan, “Believe Day Padang adalah kegiatan perdana Believe di Padang, sebagai perkenalan awal. Secara bertahap, Believe akan melakukan kunjungan-kunjungan berikutnya, bisa saja dengan mengajak tim dari berbagai produk digital, seperti; YouTube, Spotify, Facebook, dan lainnya, untuk ikut tampil memberi edukasi tentang produk mereka yang ingin diketahui lebih mendetail oleh para label musik dan musisi di Padang. Jika ada hal yang ingin ditanyakan dapat menghubungi tim Believe Indonesia di alamat email contact-indonesia@believe.com atau cek situs https://www.believe.com/sea-aunz.”

(Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *