Petani Baksel Keluhkan Harga Padi Anjlok

Lebak – Mediakoran.com

Petani di Lebak Selatan (Baksel) Mengeluhkan kondisi harga gabah (Padi) yang murah dan dianggap tidak sebanding dengan modal dan pengeluaran pengelolaan. Pemerintah pun diminta untuk segera turun tangan, agar harga padi stabil tidak anjlok.

Dari informasi yang didapat, Selasa (02/03/21), saat ini harga padi di Baksel dikisaran Rp 3.500 – Rp 3.700/Kg. Panen pun baru sebagian, dikhawatirkan harga akan semakin anjlok ketika panen keseluruhan.

Abidin, Petani Kecamatan Wanasalam Desa Parungpanjang mengeluhkan harga padi yang menurutnya sangat anjlok dan membuat petani merugi.

“Harga perkwintal disini di rengas condong Rp 350.000, jelas mengeluh lah pak, jangankan untung, dengan pengeluaran saja tidak sebanding,” tukasnya.

Kades, Parungpanjang, Agus Kahir pun membenarkan terkait anjloknya harga padi mencapai Rp 3500/Kg, dirinya pun prihatin dengan keluhan para petani yang sedang panen di desanya dan pinta pemerintah untuk segera menstabilkan harga padi.

“Betul harga gabah saat ini anjlok, saya saat ini di sawah bersama para petani, kasihan mereka semua mengeluh, ini perlu campur tangan pemerintah. Selain itu saya pun menyayangkan harga sewa combine dari dinas ko lebih mahal dari harga pihak swasta, ga tau di Poktan, Gapoktan atau oknum, yang jelas harga sewanya lebih mahal,” ujarnya melalui sambungan WhatsApp messenger.

Terpisah, Rijal petani Kecamatan Malingping mengatakan harga padi murah, dirinya pun merugi akibat jatuhnya harga padi.

“Harga gabah ketika saya mau jual jatuh, Rp 3600/Kg, padahal sebelum masa panen dikisaran Rp 4000/Kg, bingung saya jual murah, ga dijual saya butuh untuk biaya tanam lagi dan kebutuhan keluarga,” ungkapnya.

Sementara itu, Eman Sudarmanto aktivis Kecamatan Malingping yang juga seorang petani, menegaskan agar pihak pemerintah terkait dapat segera stabilkan harga padi, karena banyak petani yang menjerit merugi.

“Harga gabah saat ini dibawah Rp 4000/Kg, tentunya seluruh petani pasti mengeluh karena tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, karena saya pun merasakan. Pemerintah dalam hal ini Bulog, Dinas Pertanian, Disperindag, dan yang terkait lainnya, tolong segera turun tangan Carikan solusi, minimal stabilkan harga, bantu petani berarti membantu ketahanan pangan,” ujarnya.

Dirinya pun menambahkan, mempertanyakan bantuan combine dari pemerintah yang seharusnya membantu petani, justru memberatkan secara harga.

“Kan ada bantuan combine dari pemerintah, infonya sih dari kementerian atau dinas provinsi, tetapi anehnya harga sewa combine bantuan tersebut lebih mahal dari pihak lainnya. Klo ga salah ada 7 unit combine yang diturunkan ke Baksel, bukan bantu petani, malah sebaliknya, harap segera di evaluasi.” Pungkasnya.

(Cex)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *