Dokter Tifa: Saya Tak Mau Kehilangan Satu Detikpun Kesempatan Berbuat Baik

MediaKoran – Surat Pembaca

Dilansir dari laman group WhatsApp yang menuliskan sesuatu cerita motivasi dan inspirasi hidup yang sangat berguna bagi pembaca.

Barusan ada pertanyaan wartawan, lucu deh

“Dok Tifa, ngga takut dicopot dari jabatan?”

Yang bisa copot saya siapa.

Di Ahlina Institute, saya Presidennya.
Di Perusahaan, saya Dirutnya.

Biar Institute kecil, biar Perusahaan kecil, kan saya Bossnya. Hehehe.

“Dok Tifa ngga takut, karirnya terhambat?”

Karir apaan, saya udah selesai dari karir-kariran.

Akademisi udah pernah. Peneliti masih lanjut. Jabatan yang saya inginkan, udah pernah saya jalani. Ngga ada lagi karir yang harus saya kejar lagi.

Wong sejak muda udah pensiun dini.

“Maksud saya, Dok Tifa ngga bisa jadi Profesor dong? Kan sayang keahliannya?”

Profesor? Gampanglah nanti kalau saya pengen jadi Profesor, bikin Universitas sendiri. Terus angkat diri sendiri jadi Profesor.

Hehehe.

Begini.

Sekarang ini, setelah menempuh segala macam selama puluhan tahun dari sejak usia sangat muda.

Yang terpenting dalam hidup itu adalah:

Hidup yang memberi makna.

Dan menjadi manusia yang bermanfaat.

Dan janganlah takut pada apapun, kalau engkau yakin jalanmu benar, perjuanganmu benar.

Takutlah cuma kepada satu saja, Allah.

Masa takut hilang jabatan, pangkat, peluang kesempatan untuk jadi seseorang, membuat kita menjadi pengecut yang main aman, dan mengabaikan kepentinga liyan, kehilangan kemampuan untuk berkorban.

Padahal, berjuang dan berkorban itu asik.

Kebayang surga aja pokoknya.

Dan bertemu Allah yang tersenyum.

Itu cita-cita saya banget.

Bertemu Allah dan Dia tersenyum.

Makanya, saya tak mau kehilangan satu detikpun kesempatan berbuat baik.

Dan di masa Pandemi Corona ini, begitu banyak kesempatan berbuat baik.

Wawancara kok malah tausyiah sih.

Lagi bijak malam ini.

Sumber: Sugiarto PWO Jepara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *