Jadikan Tri Sakti Bung Karno, Sebagai Parameter Kemajuan Bangsa

Media Koran – Melihat kondisi bangsa Indonesia yang kita cintai kini yang jauh dari harapan dan cita-cita founding fathers bangsa kita yang berjuang demi bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang merdeka, adil dan makmur. Mereka berjuang dengan menumpahkan seluruh tumpah darahnya, memberikan waktu, tenaga dan pikiran demi bangsa dan negara agar terlepas dari belenggu imperialisme dan kolonialisme yang memeras dan menindas bangsa kita.

Indonesia sekarang kembali terjajah oleh imperialisme dan kolonialisme terbaharukan. Hegemoni asing telah menghasilkan kebijakan pemerintah kini yang tidak berpihak kepada rakyat hanya berpihak dan bersenggama dengan kepentingan kepentingan asing yang menginginkan bangsa indonesia menjadi bangsa yang terjajah dan dihisap olehnya. Sebagai contoh dengan diamandemennya Undang-Undang Dasar 1945 khususnya didalam pasal 33 mengenai perekonomian nasional telah membuka pintu bagi asing untuk menguasai kekayaan bangsa kita, hasil dari diamandemennya pasal 33 tersebut melahirkannya Undang-Undang no 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Kita ketahui bangsa kita adalah bangsa yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa, bahkan ahli dari amerika pun pernah mengatakan bahwa “apabila ingin menguasai dunia maka kuasailah indonesia” karena indonesia merupakan sebuah surga bagi bangsa asing melihat dari kekayaan alam dan pasar yang menjanjikan.

(foto (kiri) Kristriantoro FKPJ dan (kanan) ketua FKPJ Teguh Santoso/istimewa

Sungguh sangat tidak masuk akal dan sesat logika, indonesia yang diakui kaya akan kekayaan alam, sebagai negara agraris dan negara maritim Indonesia menjadi bangsa yang tidak berdikari secara ekonomi. Melihat kegiatan impor pangan yang meningkat membanjiri pasar nasional menjadikan kaum tani melarat, kebutuhan akan minyak menjadikan bangsa kita impor minyak karena dalih kekurangan pasokan minyak domestik, dan kontradiksi pemikiran sebagai negara maritim yang kaya akan lautan Indonesia harus mengimpor garam.

Selain itu hegemoni kapitalisme barat membuat bangsa kita kehilangan jati dirinya. Jargon modernisasi dan globalisasi menjadi sebuah arus deras hingga bangsa kita terbawa olehnya. Teknologi, arus informasi, danfashion membuat kita lupa dengan budaya bangsa Indonesia yang kita miliki, bahkan yang paling riskan adalah westernisasi. Westernisasi telah dijadikan sebagai kiblat untuk menjadikan manusia yang modern, padahal bangsa yang modern itu manusia yang beragama dan berbudaya.

Trisakti Soekarno merupakan sebuah ajaran yang relevan untuk menjawab kondisi kekinian bangsa Indonesia dan sebagai parameter kemajuan bangsa indonesia. Trisakti lahir dari sejarah dan kontemplasi yang panjang dilakukan oleh bungkarno dengan melihat kondisi fundamental masyarakat indonesia. Konsepsi Trisakti buah hasil pemikiran Soekarno berisi 3 pokok inti yaitu:

1.Berdaulat secara politik

2.Berdikari secara ekonomi

3.Berkepribadian dalam berbudaya

Pertama, Berdaulat secara politik. Soekarno menginginkan indonesia tidak dijajah oleh imperialisme dan kolonialisme yang membuat bangsa indonsia menjadi terjajah dengan sistem penindasan. Sebagai antithesis dari kolonialisme dan imperialisme bung karno menekankan nasionalisme yang mengangkat harkat dan derajat hidup manusia. Nasionalisme dan keprimanusiaan tidak menginginkan I’exploitation de nation par nation (penindasan suatu bangsa kepada bangsa lain) ataupun I’exploitation I’homme par i’homme (penindasan suatu manusia kepada manusia lain) yang pada akhirnya hingga akhirnya nasionalisme yang diharapkan bung karno mewujudkan kesejahteraan rakyat atau sosio-nasinalime. Diatas negara bangsa yang merdeka itu dibangun demokrasi demi mengabdi pada kepentingan rakyat bukan mengabdi kepada klas borjuasi dan kapitalis. Tegaknya kedaulatan rakyat, rakyatlah yang harus berdaulat dengan sistem demokrasi. Demokrasi bukanlah hanya sekedar kebebasan melainkan sebagai sistem untuk menegakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

Kedua, Berdikari secara ekonomi. Konsep kedua ini tidak terpisahkan dengan yang pertama dari trisakti. Demokrasi ekonomi merupaka sistem dimana kekayaan alam beserta isinya dikelola sepenuhnya demi kesejahteraan rakyat. Kapitalisme membuat kesenjangan antara klas proletas dengan klas borjuis, kekuatan modal menjadi sebuah senjata untuk memeras kelas proletar dan agar klas proletar mau bekerja demi kepentingan pemilik modal. Bung karno dalam pledoinya “Indonesia Menggugat” dihadapan pemerintah belanda pada 18 agustus 1930 mengatakan bahwa “yang terjadi sekarang ini, fase imperialisme modern lewat kapitalisme sudah kita hadapi. Cengkraman kuku imperialisme dan bujuk rayu kaum imperialis sudah mulai kita rasakan. Sebagian besar dari bangsa ini menikmatinya sebagai upaya memupuk kekayaan dengan cara menjadi boneka kaum imperialis, dan sebagiannya lagi merasakan ketertindasan”. Maka dari itu bung karno inginkan bahwa bangsa kita ini harus berdiri diatas kaki sendiri dalam mengatur perekonomian demi kesejahteraan rakyat.

Ketiga, Berkepribadian dalam budaya. Budaya merupakan suatu hal yang penting dan merupakan identitas bangsa. karena budaya merupakan sebuah identitas bangsa, bangsa Indonesia haruslah menghargai dan menghormati warisan budaya nenek moyang dan menghargai nilai-nilai luhur kebudayaan di masyarakat. Budaya nusantara haruslah dilestarikan dan dijaga dengan mengaktualisasikannya agar tidak hilang diklaim oleh bangsa lain. Suatu hal yang paling mendasar dari budaya bangsa indonesia adalah gotong royong dimana gotong royong ini merupakan suatu hal pemersatu bangsa Indonesia dengan asas kekeluargaan. Kandungan budaya ini sangat luar biasa dalammemperkuat demokrasi karena dengan demokrasi yang bersifat gotong royong berasaskan kekeluarkan mengandung nilai intrinsik etika dan nilai-nilai. Kebudayaan ini membuktikan bahwa soekarno menghargai budaya yang luhur mendukung kepribadian bangsa Indonesia. Menurut bung karno “nation building dan character buliding” harus dilakukan secara konsisten untuk menunjang kedaulatan bangsa Indonesia.

Sebenarnya indonesia dahulu dan indonesia sekarang masih tetap terjajah tetapi hanya berbeda waktu dan metode untuk menjajah bangsa kita. Trisakti soekarno sangat relevan untuk menjawab dan melawan penjajahan neo-imperialisme dan neolokolonialisme. Dengan konsisten menjadikan Trisakti Soekarno sebagai parameter kemajuan bangsa bukanlah suatu yang utopis memungkinkan Indonesia terlepas dari belenggu kapitalisme terwujudnya masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.

Oleh : Coprall Christiyantoro – Wartawan Media Koran.com
Anggota FKPJ -I , Jepara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *