Menyusuri Amazon Pacitan dari Pantai Ngiroboyo

Pacitan – Pantai Ngiroboyo mungkin belum setenar obyek wisata lain di Kota 1001 Gua. Tapi tahukah Anda tempat ini tergolong istimewa? Ya, itu karena Ngiroboyo merupakan muara sungai Maron yang kerap disebut Amazonnya Pacitan.

Uniknya lagi, pantai yang menyajikan pemandangan khas Laut Selatan ini juga menjadi alternatif menikmati susur sungai dengan rute berbeda. Jika biasanya perahu motor yang membawa wisatawan berangkat dari hulu, kini alurnya dibalik, dari hilir menuju ke hulu.

Ada puluhan perahu lengkap dengan pengemudi yang siap melayani wisatawan. Dalam kondisi normal, tiap perahu dapat mengangkut hingga lima wisatawan. Hanya saja sejak masa pandemi pengelola memberlakukan physical distancing.

“Jadi untuk tiap perahu hanya diisi maksimal tiga orang. Dengan demikian physical distancing-nya tetap terjaga,” kata Wildan Nur Swi Harmoko, pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sekaligus pengelola kawasan, Sabtu (5/9/2020).

Sekitar setengah jam menikmati perjalanan di atas perahu, kesan sejuk pun langsung terasa. Air sungai yang jernih, pohon jambu klampok dan pohon kelapa menjulang menjadi pemandangan elok selama perjalanan. Belum lagi embusan angin pesisir yang kerap datang bersamaan arah perahu.

Untuk menikmati wisata susur sungai, wisatawan tak perlu merogoh kocek besar. Pengelola hanya mengenakan Rp 100 ribu tiap perahu dengan perjalanan pergi pulang sejauh tujuh kilometer. Jarak sejauh itu biasanya ditempuh dalam waktu 30 menit. Terkadang waktu tempuh bisa lebih lama.

“Kan ada wisatawan yang minta berhenti di beberapa spot foto untuk selfie. Pastinya main ke sini belum lengkap tanpa selfie,” terang Wildan.

Puas menikmati pesona sungai Maron, wisatawan akan diajak kembali ke muara. Usai perahu mendarat, deretan kios dengan aneka menu tradisional siap menyambut. Selain makanan berat, ada pula sajian kelapa muda serta aneka minuman lain sesuai selera. Rasa lapar dan dahaga pun sirna seketika.

Pantai Ngiroboyo saat ini terkesan jauh berbeda dibanding lima tahun lalu. Fasilitas publik yang tersedia tampak makin lengkap. Mulai tempat ibadah, toilet, hingga fasilitas pendukung protokol kesehatan semua tersedia. Area parkir pun cukup luas, mampu menampung puluhan mobil.

Sedangkan hamparan pasir yang dulunya terik sekarang berubah teduh seiring makin suburnya tanaman cemara udang sebagai sabuk hijau pantai. Berlama-lama di tempat ini pun tak terasa. Bahkan saat pulang selalu rindu untuk kembali datang dan mengagumi pesonanya. Pesona Ngiroboyo.

Pantai Ngiroboyo terletak di desa Sendang, kecamatan Donorojo. Untuk menjangkaunya, wisatawan dapat mengambil jalur Punung-Gua Gong- Sendang. Jalan mulus beraspal membuat perjalanan terasa lebih singkat. Setibanya di pertigaan desa Sendang, ada sebuah rambu yang akan memandu wisatawan hingga ke lokasi.

Lepas dari jalan raya, kendaraan lalu masuk ke jalan desa sejauh 2 kilometer. Meski ada lubang kecil di sejumlah ruas, namun secara umum akses menuju lokasi cukup aman dan lancar. Yang penting diperhatikan justru keharusan patuh protokol kesehatan. Mulai dari cek suhu tubuh, cuci tangan, hingga pakai masker dan jaga jarak.

“Ya, jadi pemeriksaan kita lakukan di pos loket. Sekiranya ada yang kedapatan suhunya di atas 37,3 derajat celcius maka kita sediakan ruang istirahat,” papar Wildan tentang objek wisata yang kini berada pada tahap simulasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *